mengapa historiografi tradisional pada mulanya dianggap sebagai ekspresi kultural daripada usaha untuk merekam sejarah
Sejarah
noviantimjkgmailcom
Pertanyaan
mengapa historiografi tradisional pada mulanya dianggap sebagai ekspresi kultural daripada usaha untuk merekam sejarah
2 Jawaban
-
1. Jawaban andikadimas
Penulisan sejarah pada mulanya lebih merupakan ekspresi budaya daripada usaha untuk merekam masa lampau sebagaimana adanya. Hal ini didorong oleh suatu kenyataan bahwa dalam diri manusia atau masyarakat selalu akan muncul pertanyaan tentang jati diri dan asal usulnya yang dapat menerangkan keberadaannya dan memperkokoh nilai-nilai budaya yang dianutnya. Jadi, penulisan sejarah bukan bertujuan untuk mendapatkan kebenaran sejarah dengan pembuktian melalui fakta-fakta, akan tetapi keyakinan akan kebenaran kisah sejarah itu diperoleh melalui pengakuan serta pengabdiannya terhadap penguasa. Dalam historiografi tradisional terjalinlah dengan erat unsur-unsur sastra, sebagai karya imajinatif dan mitologi, sebagai pandangan hidup yang dikisahkan sebagai uraian peristiwa pada masa lampau, seperti tercermin dalam babad atau hikayat.
Kemudian pertumbuhan kerajaan Mataram dilukiskan berasal dari kerajaan kuno seperti Daha, Kediri, Singasari, Majapahit dan Demak. Adapula upaya untuk menarik garis keturunan dari tokoh raja legendaris seperti Iskandar Agung kepada rajaraja legendaris dari Jawa dan Malaka. Kedua, berbagai legenda, mitos dan folklor yang terkait dengan tokoh-tokoh sejarah lokal, seperti yang terdapat dalam kitab Babad Tanah Jawi bertujuan untuk meningkatkan solidaritas dan integrasi di bawah kekuasaan pusat. Ketika proses penyatuan telah berhasil dilakukan maka kekuasaan pusat membutuhkan untuk mengukuhkannya. Antara lain caranya dengan memasukkan berbagai sejarah lokal menjadi sejarah resmi Mataram. Ketiga, penyusunan sejarah tradisional juga dimaksudkan untuk membuat simbol identitas baru. Bagi rakyat di daerah menjadi bagian dari sebuah kerajaan berarti berbagi identitas dan gengsi baru. Bagi mereka datang ke ibu kota (nagara) merupakan sesuatu yang luar biasa. Kharisma seorang raja, seperti yang dituliskan dalam Babad Tanah Jawi, dipercaya karena adanya pulung. Dengan memiliki kharisma itulah, Panembahan Senopati berhasil menaklukkan ratu Pantai Selatan, Nyai Roro Kidul sehingga mampu mengamankan kekuasaannya di sepanjang pantai selatan Jawa, tempat sang ratu berada sebagai penguasa dengan berbagai terornya.
#semogaberhasil -
2. Jawaban AndiIndah17
Historiografi Tradisional
adalah ekspresi kultural dari usaha untuk merekam sejarah. Perekaman sejarah ini bisa dilaksanakan melalui penulisan sejarah tersebut. Penulisan sejarah (tidak dalam bentuk prasasti) di indonesia dimulai oleh Mpu Prapanca yang menulis kitab Negarakertagama.
Penulisan sejarah pada awalnya yaitu lebih merupakan budaya daripada usaha untuk merekam masa lalu sebagaimana adanuya. Hal ini didukung oleh suatu kenyataan ternyata pada diri manusia atau masyarakat selalu akan muncul pertanyaan tentang jati diri dan asal usulnya yang dapat menerangkan keberadaannya dan memperkokoh nilai-nilai budaya yang dianutnya. Jadi, penulisan sejarah bukan bermaksud agar mengetahui kebenaran sejarah dengan pembuktian melalui fakta-fakta.
Akan tetapi, kenyataan akan kebenaran kisah sejarah itu diperoleh dari kejujuran serta pengabdiannya terhadap penguasa. Dalam historiografi tradisional terjalinlah dengan erat unsur-unsur sastra, sebagai karya imajinatif dan mitologi, pandangan hidup yang dikisahkan dan uraian peristiwa pada masa lampau, seperti tercermin dalam babad atau hikayat.
Walaupun demikian, adanya sejarah tradisional memiliki arti dan fungsinya sendiri. Pertama, dengan jenis sejarah tradisional yang bersifat istana sentris, maka ada upaya untuk menunjukkan kesinambungan yang kronologis dan memberikan legitimasi yang kuat kepada penguasanya. Ken arok misalnya dalam kitab Pararaton dituliskaan sebagai titisan dewa wisnu dan putra dari dewa brfahma dengan ken Endok. Raja-raja Mataram membuat garis keturunannya dari periode manusia pertama dan parah nabi, diikuti dengan periode tokoh-tokoh kepahlawanan dari kitab mahabharata.
Kemudian pertumbuhan kerajaan mataram dilukiskan berasal dari kerajaan kuno, seperti : Daha, Kediri, Singasari, Majapahit, dan Demak. Ada pula upaya untuk menarik garis keturunan dari tokoh raja legendaris seperti Iskandar Agung kepada raja-raja legendaris dari Jawa dan Malaka.
Kedua, bebagai legenda, mitos dan folklor yang terkait dengan tokoh-tokoh sejarah lokal, seperti yang terdapat dalam kitab Babad Tanah jawi, bertujuan untuk meningkatkan solidaritas dan integrasi di bawah pemerintahan pusat. Jika proses penyatuan telah berhasil dilakukan. Maka kekuasaan pusat membutuhkan untuk mengukuhkannya. Caranya antara lain dengan -memasukkan macam-macam sejarah lokal menjadi sejarah resmi Mataram.